Dompu [EDITOR I News] – PT. Sumbawa Timur Mining (STM) dipastikan akan menggarap proyek energi panas bumi (geothermal) kapasitas 60 megawatt (MW) di Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat.
Kepastian perusahaan yang akan menambang tembaga di blok onto tersebut setelah mereka memenangkan lelang terbatas.
Pengembangan energi panas bumi oleh STM bersamaan dengan eksplorasi tembaga, karena STM membutuhkan energi listrik.
Daerah kecipratan cuan
Walaupun daerah atau masyarakat tidak bisa menikmati secara langsung energi panas bumi mengingat untuk kebutuhan STM, namun ada keuntungan lain dibalik proyek geothermal ini. Ternyata daerah ketiban rezeki.
Mewakili kepala dinas energi dan sumber daya mineral, Provinsi Nusa Tenggara Barat, sekretaris dinas, Niken Arumdati menjelaskan, energi panas bumi merupakan sumber energi yang ramah lingkungan. Sehingga dapat dipastikan tidak akan berdampak buruk bagi masyarakat dan lingkungan.
Selain ramah lingkungan, proyek geothermal akan menyerap tenaga kerja sehingga dapat mengurangi angka pengangguran. Kemudian proyek ini juga bisa menambah pendapatan asli daerah atau PAD melalui Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH SDA) panas bumi.
“Dampak positifnya, selain karena ini sumber energi ramah lingkungan, proyek panas bumi akan menyerap tenaga kerja, juga bisa menambah PAD melalui DBH SDA Panas Bumi,” kata dia, Kamis (15/8/2024).

Listrik masyarakat tetap aman
Niken memastikan, walaupun operasional STM menggunakan energi listrik yang cuku besar, namun tidak mengganggu pasokan energi listrik bagi masyarakat. Karena salah satu sumber energi STM yaitu energi panas bumi yang sifatnya off grid atau tidak terhubung dengan jaringan listrik perusahaan listrik negara.
“Jadi, geothermal dibangkitkan hanya untuk kebutuhan sendiri (STM, red),” terang Niken.
Ia pun menambahkan, sebelum proyek geothermal dikerjakan, sekarang perusahaan pemenang tender masih mengurus izin panas bumi. Lalu akan ada anak perusahaan yang core bisnisnya atau kegiatan inti bisnisnya fokus masalah panas bumi. Perusahaan ini yang bakal menjadi pengelolanya.
Secara garis besar Niken menyampaikan, pembangunan geothermal akan dimulai bertahap. Mulai dari izin panas bumi, kemudian eksplorasi, lalu eksploitasi, dan terakhir pembangunan pembangkit.