Dompu [EDITOR I News] – Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, kembali menuai polemik. Pasalnya, APBD perubahan tahun anggaran 2023 yang baru diketok oleh dewan digemparkan mencuatnya dana 11 miliar rupiah tanpa melalui proses pembahasan bersama DPRD. Peristiwa ini menyegarkan kembali ingatan publik soal 26 miliar tahun lalu.
Masyarakat pegiat anti korupsi, Dedi Kusnadi (Deka) mengungkapkan, anggaran 11 miliar ini bersumber dari APBN, yaitu dana transfer dari pusat berupa dana insentif daerah atau DID yang masuk di triwulan ke-3.
Awal persoalan
Seharusnya uang 11 miliar ini terang Deka, dibahas lewat APBD perubahan untuk digunakan pada program di triwulan ke-4. Tapi ternyata pada saat pembahasan anggaran perubahan kemarin, dana itu tidak disertakan dibahas, tapi serta merta mau diluncurkan.
Penelusuran Deka, awalnya dana ini mau diluncurkan di masing-masing dinas, tapi salah satu kepala dinas menolak. Alasannya, ini bukan membantu bupati justru akan membuat masalah baru buat bupati. Karena tidak mungkin anggaran fisik mampu dikerjakan dalam tempo dua bulan, karena bagaimana sistem perencanaan dan pelaksanaannya. Belum lagi kalau itu ditenderkan, pasti sangat tidak masuk akal.
“Jadi saya memformulasikan, arahnya sebagian besar dana itu oleh tim anggaran pemerintah daerah (TAPD) diarahkan ke kedua dinas yaitu dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) dan dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dan di PUPR lebih spesifik di bidang bina marga, kepala bidangnya adik Bupati Dompu,” ucap Deka, Ahad (9/10).
Perencana proyek jatuh sakit
Dia berasumsi, kalau anggaran itu ditenderkan dalam bentuk paket proyek tidak mungkin. Tapi kalau melalui mekanisme penunjukan, maka dari 11 miliar itu masing-masing paket nilainya 200 juta rupiah. Berarti akan ada 55 kontrak yang harus dibuat dan 55 perusahaan merebutnya. Kalau masig-masing perusahaan menangani satu pekerjaan, maka ada 55 titik yang harus direncanakan oleh pihak dinas.
“Makanya, mami (oknum PNS, red) perencana di bidang bina marga adalah mastermind nya 11 miliar, sampai akhirnya dia jatuh sakit. Dia drop akibat merencanakan puluhan titik pekerjaan dalam waktu yang sangat mepet. Indikasinya, perencanaan yang dibuat kalau nggak untuk peningkatan jalan usaha tani atau pembukaan jalan baru. Dan kalau itu terjadi, kita bisa yakinkan alat siapa yang akan dipergunakan dan siapa yang akan mengerjakannya. Asumsi kita tanpa mengedepankan rasa curiga, ini akan dipersiapkan sebagai dana cadangan bagi kekuasaan,” ungkapnya.