EDITOR I News
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Politik
  • Pemerintahan
    • Eksekutif
    • Legislatif
    • Yudikatif
  • Korupsi
  • Liputan Mendalam
  • Demokrasi
    • Pemilu
    • Pilgub
    • Pilkada
  • Karangan Khas
  • Viral
  • Tren
  • Home
  • News
  • Politik
  • Pemerintahan
    • Eksekutif
    • Legislatif
    • Yudikatif
  • Korupsi
  • Liputan Mendalam
  • Demokrasi
    • Pemilu
    • Pilgub
    • Pilkada
  • Karangan Khas
  • Viral
  • Tren
No Result
View All Result
EDITOR I News
No Result
View All Result
  • Home
  • News
  • Politik
  • Pemerintahan
  • Korupsi
  • Liputan Mendalam
  • Demokrasi
  • Karangan Khas
  • Viral
  • Tren
Home Kolom & Opini

Masih Banyak Yang Bingung, Netralitas ASN Itu Seperti Apa? (2)

27 Desember 2023
in Kolom & Opini
0 0
0
📷 Ilustrasi ASN. (Au).

📷 Ilustrasi ASN. (Au).

Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Asyari Usman*

 

 

Di tulisan pertama tentang netralitas ASN, saya berpendapat titik beratnya adalah menjaga agar pelayanan publik yang mereka berikan selalu sama rata kepada rakyat. Tidak pilih-pilih orang.

Jadi, netralitas tidak seharusnya membungkam ASN dalam mengeluarkan pendapat mereka. Negara tidak perlu memperlakukan ASN seperti robot. Rugi Indonesia. Sebab, mereka adalah orang-orang yang masuk ke jajaran birokrasi dengan bekal intelektualitas yang relatif tinggi.

Sesuai data yang ada di Badan Kepegawaian Negara (BKN), ASN yang berpendidikan sarjana (S1-S3) di seluruh Indonesia berjumlah 70%. Selebihnya adalah 15% tingkat diploma dan 15% jenjang SD-SMA. Kalau program diploma dapat digolongkan pendidikan tinggi juga, maka jumlah intelektual di birokrasi menjadi 85%.

Angka ini menunjukkan bahwa birokrasi kita diisi oleh para cendekiawan yang sudah terlatih berpikir dan bekerja sistematis. Dahsyat sekali. Indonesia Emas seharusnya sudah tercapai. Tidak perlu menunggu 2045. Selayaknya sudah terwujud 5-6 tahun yang lalu.

Baca juga :   Tujuh Ketua Umum Parpol Serentak Hilang Akal

Sedihnya, Indonesia masih berstatus “besi tua”. Yang di level Emas baru segelintir saja. Yaitu para maling kekayaan negara, para koruptor, dan para Mafioso. Kekayaan mereka memang benar sudah di level emas semua.

Jumlah ASN se-Indonesia tercatat 4,280,000 orang. Jadi, 85% D-3, S1, S2 dan S3 berarti 3,638,000 personel. Ini merupakan populasi intelektual yang luar biasa besar di dalam satu korps.

Sekarang, mau diapakan 85% cendekiawan birokrasi itu? Apa yang terjadi hari ini terhadap ASN?

Sangatlah memprihatinkan. Kreativitas mereka masih rendah. Salah siapa? Jelas sekali salah para petinggi yang mendefinisikan netralitas itu.

Definisi netralitas yang dianut saat ini masih versi primitif. Ini yang menyebabkan para ASN yang hebat-hebat itu tidak terdorong memikirkan masa depan bangsa dan negara. Masa depan perekonomian, masa depan ilmu pengetahuan dan teknologi, masa depan pendidikan dan kesehatan, masa depan keadilan dan meritokrasi, dan lain sebagainya. Dari waktu ke waktu mereka hanya memikirkan kenaikan pangkat dan promosi jabatan.

Baca juga :   Joko, Macan Culun Yang Kini Berkuku dan Bertaring Sempurna

Setiap agenda demokrasi lima tahunan datang, para ASN hanya diberitahu agar tidak memihak pada calon mana pun. Tidak memihak partai politik mana pun.

Peringatan ini sudah benar. Posisi terbaik para ASN memang “no man’s land” alias tidak berada di pihak mana pun. Tetapi, apakah ini masih relevan?

Ini yang perlu dipertanyakan. Mengapa kita tidak meninjau kembali definisi dan kebijakan netralitas? Bukankah asas netralitas versi kuno itu menyia-nyiakan 3,6 juta ASN yang sebetulnya mampu berkontribusi untuk mendiskusikan isu sosial-politik secara informal, termasuk tentang para calon pejabat publik yang akan ikut kontestasi?

Page 1 of 2
12Next
Tags: Asnasn netral politikasyari usmanPilpres 2024
ShareTweetSend

Related Posts

Strategi Pengelolaan Persampahan Semesta
Kolom & Opini

Strategi Pengelolaan Persampahan Semesta

20 April 2025
Memangnya Sekaya Apa Lu?
Kolom & Opini

Memangnya Sekaya Apa Lu?

19 Januari 2025
Mengukur Kesejahteraan Dalam Pembangunan
Kolom & Opini

Mengukur Kesejahteraan Dalam Pembangunan

13 Januari 2025

Berita Rekomendasi

Bea Cukai Sumbawa musnahkan Rokok ilegal senilai Rp472 juta
Kabar Hukum

Bea Cukai Sumbawa musnahkan Rokok ilegal senilai Rp472 juta

21 Mei 2025

Reses di Pajo dan Hu’u, Ramadhoan serap aspirasi warga dan siap perjuangkan

Reses di Pajo dan Hu’u, Ramadhoan serap aspirasi warga dan siap perjuangkan

8 Mei 2025
Jadi pemateri bimtek, Dedi Arsyik: Pemajuan kebudayaan dapat memperteguh identitas bangsa

Jadi pemateri bimtek, Dedi Arsyik: Pemajuan kebudayaan dapat memperteguh identitas bangsa

6 Mei 2025
KON tolak unjuk rasa 20 Mei: Stop politisasi Ojol

KON tolak unjuk rasa 20 Mei: Stop politisasi Ojol

20 Mei 2025

Populer

  • Bebas dari Narkoba dan HP Ilegal: Lapas Dompu mewujudkan lingkungan yang Aman dan Sehat

    Bebas dari Narkoba dan HP Ilegal: Lapas Dompu mewujudkan lingkungan yang Aman dan Sehat

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bea Cukai Sumbawa musnahkan Rokok ilegal senilai Rp472 juta

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • KON tolak unjuk rasa 20 Mei: Stop politisasi Ojol

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Reses di Pajo dan Hu’u, Ramadhoan serap aspirasi warga dan siap perjuangkan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jadi pemateri bimtek, Dedi Arsyik: Pemajuan kebudayaan dapat memperteguh identitas bangsa

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Hadir sejak tahun 2017. Menjawab tuntutan kebutuhan informasi masyarakat.

Pedoman Media Siber

Mengenai EDITOR | News

Karir

Beriklan

© 2022 Copyright Editor.co.id - Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
  • Pembangunan
  • Headline
  • Kolom & Opini
  • Kabar Hukum
  • Pilkada
  • Eksekutif
  • Advertorial
  • Traveling

© 2022 Copyrights Editor.co.id. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang.