Dompu (EDITOR News) – Ditengah tergerusnya kepercayaan rakyat kepada institusi Polri akibat perbuatan oknum, jajaran lain harus menjadi penyelamat dan garda terdepan untuk mengembalikan kepercayaan itu agar Polri yang presisi betul-betul terwujud.
Namun apa yang terjadi, seakan sudah tidak ada lagi harapan citra baik Kepolisian Republik Indonesia bisa dipulihkan, simpati masyarakat pun terus menurun.

Padahal Polri salah satu lembaga strategis negara dalam upaya penegakkan hukum serta terciptanya rasa aman dan tertib ditengah masyarakat.
Kalau nasi sudah menjadi bubur, keadaan seperti diacak acak, lalu bagaimana nasib masyarakat?

Arus desakan dan gelombang tuntutan agar polisi harus memperbaiki citra buruk datang bertubi-tubi dari segala penjuru. Mau tidak mau, suka maupun tidak suka polisi harus menjawabnya secara nyata.
Apalagi perangai yang jelek, polisi nakal, sombong dan angkuh adalah sederet label yang dialamatkan terhadap mereka (oknum, red) sehingga wibawa polisi secara umum tercabik-cabik.

Eit… nanti dulu! itu perkara oknum, tidak boleh dijustifikasi secara menyeluruh kepada keluarga besar Bhayangkara.
Bukankah masih banyak anggota Polri yang baik, teladan, dan bermartabat? jawabannya banyak sekali, salah satunya Inspektur Polisi Dua (IPDA) Muh. Sofyan Hidayat, S.Sos.

Saat ini dia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Sektor Pekat di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara. Kantornya berada di kaki gunung Tambora.
Dipagi buta itu, pada hari Rabu tanggal 30 November 2022, Pian biasa akrab disapa disibukan diluar urusan kedinasan. Selama ini biasanya usai sholat subuh dia harus mempersiapkan secara matang segala kebutuhan sebelum ke kantor. Namun kali ini ada kesibukan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya.

Jam menunjukan pukul 06.30 WITA, dia bergegas melangkahkan kaki menuju ke kantor. Tetiba waktu untuk apel pagi, dia mengambil apel. Hal biasa saat apel dia mengecek kehadiran anggota, memberikan arahan, dan menyemangati anak buahnya agar mereka kerja profesional didalam melayani masyarakat.
Usai apel pagi, perwira berpangkat Inspektur Polisi Dua yang pernah mengenyam pendidikan di Bumi Bhayangkara itu kembali sibuk dengan urusan selain kantor.

Setelah persiapan sudah matang, dia dan jajarannya pun turun ke lapangan. Kali ini roda kendaraan diarahkan menuju ke Desa Pekat, Desa Sorinomo, dan Desa Doropeti. Waktu menunjukan sekitar jam setengah sepuluh.
Bersama rombongannya, Pian berencana menyerbu warga tiga Desa diatas dengan senjata lengkap tapi tak berlaras. Seketika keadaan berubah total, seakan genting, dan warga pun kemungkinan terlihat panik.

Warga di tiga desa didatanginya, makin mereka mendekat semakin muncul rasawas was siapa saja yang melihat derap langkah si baju coklat.
Inaq Maria, Tua Hemo, Ama Nami, Nenek Tomi, Muji, dan Yuyun adalah mereka yang menjadi target serangan. Takut dan jantung seakan copot kira-kira keadaan yang mereka alami saat itu.

Itu hanya cerita usang, sejatinya Kapolsek Pian melaksanakan kegiatan bhakti sosial membantu warga binaannya yang kurang mampu dimana sasarannya mereka yang lanjut usia, menderita sakit menahun, dan anak yatim piatu.
Santunan yang diberikan berupa beras dan uang tunai. Sofyan menyerahkan langsung didampingi Bhabinkamtibmas Desa Pekat Briptu Syamsuri Achmadi dan Bhabinkamtibmas Desa Sorinomo Brigadir Khusnul Wahid.

Dalam kesempatan tersebut, perwira jebolan Setukpa Lemdiklat Polri angkatan 47 dengan nama angkatan Wira Satria Wicaksana menyampaikan bahwa kegiatan bakti sosial ini merupakan wujud kepedulian Polri khususnya Polsek Pekat terhadap warga lansia dan yatim piatu di Kecamatan Pekat.
Usai pembagian paket bantuan, mereka langsung kembali ke kantor untuk menyelesaikan tugas negara. Kepulangan Pian dan anggotanya diiringi do’a dan simpati masyarakat yang tinggi karena tekad pengabdian terbaik mereka disaksikan dan dirasakan langsung oleh masyarakat.

Meringankan beban rakyat kecil, membantu sesama, dan kepedulian sosial yang tinggi merupakan hal lumrah yang diketahui masyarakat Dompu terhadap komandan Pian. Jadi bukan hal baru saat dia bersenggama dengan aksi sosialnya, bahkan ia tidak pernah malu memikul atau menggotong beban berat di badannya ketika menjalankan misi sosialnya, terbukti hari ini beras 50 kg pun digotong ke targetnya.
Sehingga tidak salah kalau perwira Intelkam itu pernah mendapatkan penghargaan atas itu dan mengukir prestasi gemilang selama bertugas.
Warga penerima bantuan :
1. Inaq Maria (Lansia), alamat Dusun Latonda Desa Pekat Kec. Pekat Kab. Dompu diberikan bantuan berupa beras 50 kg.
2. Tua Hemo (Lansia), alamat Dusun Latonda Desa Pekat Kec. Pekat Kab. Dompu diberikan bantuan berupa beras 50 kg.
3. Ama Nami (Lansia), alamat Dusun Pekat II Desa Pekat Kec. Pekat Kab. Dompu diberikan bantuan berupa beras 50 kg.
4. Nenek Tomi (Lansia), alamat Dusun Pekat II Desa Pekat Kec. Pekat Kab. Dompu diberikan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp. 200.000,- (Dua ratus ribu rupiah).
5. Muji (Lumpuh), alamat Dusun Pada Maju Desa Sorinomo Kec. Pekat Kab. Dompu diberikan bantuan berupa beras 50 kg.
6. Yuyun (Yatim piatu), alamat Dusun Ngguwu Belanda Desa Soritatanga Kec. Pekat Kab. Dompu diberikan bantuan berupa beras 50 kg dan uang tunai sebesar Rp. 300.000,- (Tiga ratus ribu rupiah).