Sejak pertama kali menculnya pandemi corona covid-19 awal tahun lalu, semua elemen pemerintah dari pusat hingga daerah bergerak serentak dalam menghadapi dan menanggulangi virus mematikan tersebut, tanpa terkecuali institusi Kepolisian.
Perang terhadap covid-19 pun dikampanyekan pemerintah, maksudnya agar semua warga Negara bergerak menghadapi beringasnya wabah tersebut.
Sejak awal, Kepolisian RI sudah siap siaga, bahkan mengambil langkah-langkah taktis dan strategis agar masyarakat terlindungi dan terselamatkan. Selain itu komitmen besar menjamin berjalannya roda pemerintahan dan perekonomian tetap lancar dan terkendali.
Menghadapi covid-19, Polri bukan saja berdiri berdasarkan tupoksinya, melainkan lebih dari itu mereka mengambil peran lainnya. Melalui Markas Besarnya, Polri ambil bagian melakukan penyemprotan disinfectan diseluruh wilayah NKRI dengan sasaran tempat-tempat ibadah, pusat keramaian, dan pasar. Selain itu bergotong royong membersihkan lingkungan sekitar bersama elemen lainnya. Kemudian membagikan masker.
Terakhir, Mabes Polri beserta seluruh jajarannya sampai ke level Polsek menyalurkan bantuan berupa beras kepada masyarakat kurang mampu, terutama terhadap mereka yang terdampak covid-19.
Tidak ketinggalan di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, delapan Kepolisian Sektor bahu membahu menyalurkan bantuan tersebut. Mereka bergerak menembus sampai ke pelosok-pelosok Desa dan Dusun guna memastikan bantuan sampai kepada masyarakat yang betul-betul membutuhkannya.
Berbicara seputar penyaluran bantuan covid-19 oleh Polri, ada cerita perjuangan dari korps Bhayangkara di Polsek Pekat. Polsek ini dipimpin oleh IPDA Muh. Sofyan Hidayat, S.Sos.

Untuk wilayah hukum Kecamatan Pekat, disana ada 12 Desa yang akan mendapatkan bantuan beras dari Mabes Polri. Dimana masing-masing Desa mendapat 100 kg, sehingga jumlah totalnya 1,2 ton.
Penyaluran bantuan diawali hari Selasa tanggal 02 Juni 2020, sekitar pukul 09.00 Wita. Mereka menyerahkan bantuan sosial dari Mabes Polri tersebut, dan diserahkan langsung oleh Kapolsek Pekat beserta anggotanya kepada masyarakat Desa Calabai dan Desa Pekat, Kecamatan Pekat. Di dua Desa tersebut, masing-masing diberikan kepada 10 Kepala Keluarga, dimana per KK mendapatkan 5 kg beras.
Esok harinya 03 Juni, Polsek Pekat kembali memberikan bantuan buat masyarakat. Kali ini giliran masyarakat dari Desa Karombo dan Desa Nangamiro, dengan jumlah bantuan sama besarnya dengan Desa Calabai dan Pekat yaitu total beras 100 kg, dijatahkan ke 10 KK di tiap Desa, dimana tiap KK mendapatkan masing-masing 5 kg beras.
Dua hari kemudian, bantuan berupa beras masih disalurkan. Masyarakat yang tinggal di Dusun Garuda dan Dusun Pancasila, Desa Tambora menerima bantuan seperti Desa-desa sebelumnya.
Dari sekian penerima bantuan, kriteria utamanya adalah mereka yang benar-benar tidak mampu dan membutuhkan bantuan sesuai data yang diperoleh dari masing-masing Bhabinkamtibmas di tiap-tiap Desa.
Harapannya, bantuan yang disalurkan dapat meringankan beban masyakat yang membutuhkan, terutama karena dampak covid-19. Dan hasilnya, masyakat senang dan sangat terbantu apalagi ditengah musibah virus corona.

Penyaluran bantuan bukan saja dilakukan oleh semua Kapolsek, namun Kapolres pun turun tangan. Bahkan, Kapolda NTB yang baru saja dilantik Irjen Muh. Iqbal ikut ambil bagian dan terjun langsung ke lapangan.
Untuk di Dompu, Kapolda Iqbal membagikan masker, JPS Gemilang, dan bingkisan tali asih buat masyarakat. Itu dilakukan pada tanggal 04 Juni.
Bukan perkara gampang bagi seorang Kapolsek untuk bisa menjamah seluruh masyarakat penerima bantuan, karena mereka tersebar di 12 Desa, dimana letak antara Desa berjauhan. Apalagi luas wilayah Kecamatan Pekat sekitar 875,70 kilometer persegi dengan kondisi geografis yang bergelombang dan berbukit.
Ditengah hutan belantara, diantara semak belukar, Kapolsek dan anggotanya harus berjuang agar menembus Dusun terpencil. Jalan setapak, daerah lereng, jalur yang menanjak dan berkelok serta aliran sungai merupakan jalur yang wajib diterobos dan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki agar bisa sampai ke masyarakat penerima bantuan mengingat letak Dusun tempat mereka tinggal ada yang letaknya persis di kaki Gunung Tambora.
Persiapan fisik dan mental diwajibkan, karena bantuan harus dipikul beberapa kilometer baru bisa sampai ke penerima. Belum lagi ditengah perjalanan Kapolsek akan dihadapkan dari potensi ancaman binatang berbahaya, maklum daerah Tambora merupakan kawasan hutan.
Namun, tidak terpikirkan segala bentuk ancaman dan halangan karena besarnya rasa tanggung jawab dan memiliki dedikasi yang tinggi, sehingga segala potensi ancaman tidak diperdulikan. Yang ada hanya tekad untuk pengabdian terbaik bagi masyarakat.
Dirgahayu Bhayangkara ke-74
“Kamtibmas kondusif, masyarakat semakin produktif”