Oleh: Asyari Usman*
Gibran terus bicara tentang hilirisasi. Dia memang sangat ‘passionate’. Sangat menjiwai hilirisasi. Di mana-mana dia angkat isu ini.
Terbaru, Gibran ingin memasukkan kemenyan ke daftar hilirisasi. Tetapi, tiba-tiba saja ijazah palsu menjadi komoditas yang sangat menjanjikan. Itulah sebabnya banyak pihak yang memprediksi industri ijazah palsu akan didorong ikut hilirisasi.
Hilirisasi ijazah palsu tak terbendung lagi. Sebab, konsumennya semakin banyak. Sudah saatnya dijadikan industri yang melibatkan banyak tahap dan banyak pekerja.
Masa depan hilirisasi ijazah palsu cukup menjanjikan. Ijazah menjadi kebutuhan primer dalam sistem rekrutmen birokrasi dan kontestasi elektoral Indonesia.
Artinya, industri ijazah palsu akan menjadi sumber pendapatan baru. Industri ini juga akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Tenaga kerja yang diperlukan pun tidak main-main. Yaitu orang-orang yang memiliki keahlian di bidang pemalsuan dokumen. Ini sisi teknisnya. Di sisi akademiknya diperlukan para rektor, dekan, dan ketua-ketua majelis wali amanah (MWA) yang senang mencari income tambahan.
Mereka ini diperlukan untuk mengeluarkan pernyataan yang mengakui bahwa ijazah palsu itu asli. Seperti yang baru-baru ini dilakukan oleh UGM.
Karena itu, hilirisasi industri ijazah palsu akan sangat mudah dilaksanakan. UGM bisa berperan sebagai pemain utama. Pimpinan PTN ini telah menunjukkan keberanian pasang badan untuk ijazah Jokowi yang dikatakan banyak orang palsu.
Rektor UGM mengatakan asli. Pasang badan perguruan tinggi sangat krusial.
UGM luar biasa. Kelak mereka wajar dinobatkan sebagai pelopor hilirisasi industri ijazah palsu. Kalau akhirnya Gibran memasukkan industri ini ke daftar program hilirisasi yang sedang dia galakkan itu, maka pertumbuhan industri ijazah palsu bisa meroket.
Mata rantai berikutnya dalam hilirisasi industri ijazah palsu adalah Bareskrim Polri. Bareskrim berperan untuk mengeluarkan pernyataan bahwa ijazah palsu itu asli. Mirip posisi pimpinan UGM. Bedanya, perkataan Bareskrim harus diterima tanpa boleh dipersoalkan.
Kasus ijazah Jokowi adalah contoh kesaktian Bareskrim. Begitu Bareskrim bertitah, maka menjadi asli-lah ijazah yang dikatakan palsu itu. Dengan demikian, Polisi akan menjadi bagian sentral dari hilirisasi industri ijazah palsu.
Nah, seperti apa kira-kira bagan (skema) hilirisasi industri ijazah palsu, nantinya? Tentu saja disesuaikan dengan “conveyor system” (sistem ban berjalan) produksi ijazah palsu itu.
Di hulu industri ada pengelola customer (peminat). Akan dibentuk PT Pencari Customer. Seterusnya, didirikan PT Negosiasi Harga. Setelah itu diperlukan PT Percetakan Ijazah Palsu. Untuk yang ini, sudah banyak pemain berkelasnya, termasuk seorang profesor bodong yang kepalsuannya sempat “dicuci” di kabinet.







