Dompu [EDITOR I News] – Pemerintah Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, menggelar bimbingan teknis bertajuk kepenulisan berbasis konten budaya lokal, Selasa (06/05) di Gedung PKK.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan dan meningkatkan literasi dikalangan masyarakat Dompu.
Salah satu pemateri yang dihadirkan oleh pelaksana yaitu Dedi Arsyik, pelaksana tugas kepala bidang Kebudayaan pada dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Dompu.
Dalam materinya, Dedi mengangkat judul tentang ‘Obyek Pemajuan Kebudayaan dan Kearifan Lokal Masyarakat Dompu’.
Obyek pemajuan kebudayaan dijelaskannya, adalah unsur kebudayaan yang menjadi sasaran utama dalam upaya memajukan kebudayaan.
Tujuannya, untuk meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di dunia melalui perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan.
Dia menekankan, pemajuan kebudayaan harus melibatkan upaya untuk melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan membina objek-objek tersebut.
“Melalui pemajuan kebudayaan, diharapkan dapat menjaga keberlanjutan budaya, memperkaya keberagaman, dan memperteguh identitas bangsa,” terangnya.
Selanjutnya, dalam upaya pemajuan kebudayaan, pemerintah sudah menetapkan ruang lingkup pemajuan kebudayaan yang meliputi 10 unsur, yaitu tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, dan olahraga tradisional.
Penetapan tersebut lanjut pegiat budaya Dompu itu, dituangkan kedalam undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Menutup uraiannya, dia mengungkapkan bahwa yang bisa menjadi obyek pemajuan kebudayaan di Dompu seperti Makka, Toja, Sere, Ti Pa Ta Ha, Latimasa, Timbu, serta Upacara Ampa Taki, dll.
Bupati Dompu, Bambang Firdaus, berkesempatan hadir dalam kegiatan ini.
Dalam sambutannya, Bupati mendorong agar kepala dinas dan jajaran Perpustakaan dan Kearsipan untuk melakukan inovasi dalam pengelolaan Perpustakaan.
Menurutnya, inovasi dalam pengelolaan perpustakaan sangat penting dilakukan untuk menarik pembaca agar mereka mau datang ke Perpustakaan.
“Perpustakaan tidak boleh dibuat dengan kondisi seperti saat ini yang membosankan masyarakat datang membaca buku yang tersedia. Namun, perpustakaan harus dibuat semenarik mungkin guna menarik minat warga hadir membaca buku yang disediakan,” tandas dia
Peserta dalam kegiatan ini adalah para siswa Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, guru, mahasiswa dan masyarakat umum.