Dompu [EDITOR I News] – Kontribusi galian C terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat tahun kemarin mencapai satu miliar lebih.
Ini merupakan salah satu komponen yang membentuk penerimaan daerah dari sektor pajak dan retribusi.
Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) Kabupaten Dompu, Farid Anshari mengungkapkan, PAD yang berasal dari galian C atau Mineral Bukan Logam dan Batuan (MBLB) tahun 2024 sebesar 1,352 miliar.
Angka tersebut diperoleh dari penarikan galian C (pasir) di Kecamatan Pekat. Dimana hanya 5 perusahaan yang memiliki ijin penambangan disana.
“MBLB yang punya ijin hanya 5 perusahaan, semuanya di Kecamatan Pekat,” ujar Farid saat dikonfirmasi, Senin (10/2).
Dia mengakui pengelolaan atau cara menarik pajaknya memang belum efektif. Karena dalam pemungutan pajak, pihaknya hanya membuat pos palang di Kecamatan Kempo. Disitu ada petugas dari bidang pengelolaan selaku bidang teknis yang mengeluarkan karcis ketika perusahaan pengelola galian C lewat dengan muatan menggunakan truk biasa bahkan memakai truk fuso, nanti mereka storkan ke petugas.
“Sebenarnya kalau dilihat dari sisi optimalnya itu belum optimal. Tapi langkah yang kita ambil itu daripada hilang, kita bangun pos,” jelasnya.
Dia mengatakan, terjadi dilema ketika tupoksi dan kewenangan ditangani oleh dua stakeholder. Dilemanya ketika sebuah kebijakan misalnya di daerah pelaksanaannya tapi ijinnya di provinsi maka kegiatan itu tidak maksimal karena dari sisi SDM masih kurang. Contohnya, banyak mulut tambang di Kecamatan Pekat, kalau hanya dibuatkan pos pengawasan di Kempo sedangkan ke baratnya tidak ada. Menurut Farid, harusnya ada petugas yang standby di mulut tambang.
“Kadang-kadang banyak kecolongan, kalau ke arah barat orang pakai tongkang kita tidak bisa pantau,” akuinya.
Solusi menurut dia, kalau menggunakan tenaga teknis dukungan dari provinsi selaku yang memberi ijin artinya simpel sebenarnya. Daerah dapat ijin berapa luasnya, nanti oleh tenaga teknis yang punya kemampuan kapabilitas tinggal dihitung. “Yang sudah dipakai berapa, nah itu yang dibayarkan. Tapi sering kali di lapangan tidak seperti itu,”.
Untuk meminimalisir kebocoran, dia berjanji kedepannya akan dibuatkan sistem penjagaan di pos dengan sistem shift supaya tidak terjadi kecolongan galian C yang keluar dari Dompu.