Dompu [EDITOR I News] – Langkah serius dan terukur, Bupati Dompu, Nusa Tenggara Barat, Bambang Firdaus, yang menertibkan para pedagang kaki lima di jalan-jalan prokol dan beberapa titik di kota Dompu mendapat dukungan positif dari masyarakat. Termasuk penertiban dan pembersihan yang dilakukan di pasar induk.
Penertiban itu bagian dari upaya Bupati untuk menata kota, supaya kota terlihat rapi, bersih, dan indah.
Selama ini Dompu masih terbilang kotor bahkan kumuh di beberapa titik dan tidak rapi serta sampah berserakan, sehingga pemandangannya sembrawut. Namun sekarang sudah berubah.
Termasuk sekarang, rencana Bupati merelokasi para pedagang kuliner Timbu di pasar induk. Mereka akan dipindahkan ke tempat yang baru yakni di pertokoan Dorobata, pasar atas.
Maksud pemerintah menata ulang dengan cara memindahkan pedagang Timbu dari tempat lama ke lokasi yang baru supaya mereka mendapatkan tempat yang lebih bagus dan layak.
Apresiasi terobosan Bupati yang membenahi wajah perkotaan Dompu tersebut juga datang dari pelaksana tugas Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dompu, Dedi Arsyik.
Katanya, terobosan Bupati yang ingin menciptakan Dompu yang lebih bersih, tertata rapi, dan indah harus didukung penuh oleh semua pihak. Apalagi dalam konteks ini, Bupati bukan saja memerintah, melainkan terjun langsung menertibkan dan membersihkan di lokasi sasaran.
“Beliau sudah memberikan contoh, tinggal sekarang kita bergerak serentak mendukung program Bupati,” ujarnya, Ahad (27/4).
Kemudian mengenai rencana pemindahan pedagang Timbu ke lokasi yang baru, Dedi mendukung penuh.
Menurutnya, penempatan di tempat yang baru tersebut sebagai bentuk penghargaan Bupati kepada pelestari kuliner warisan budaya, mengingat Timbu sudah diakui secara nasional sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
“Ini merupakan salah satu ikon atau identitas budaya Dou Dompu (orang Dompu, red). Apalagi Timbu di Dompu punya perbedaan mencolok dengan kuliner yang serupa misalnya lemang dan lain-lain,” imbuhnya.
Karena Timbu berhasil menyandang status WBTb sambung dia, secara pribadi sebagai pegiat budaya Dompu dirinya mengusulkan agar Timbu dibangun landmark-nya.
Usulan lokasi pembangunan landmark Timbu bertempat di cabang lima depan RSU Dompu. Dan landmark yang dibangun mencirikan bentuk Timbu.
“Jika memungkinkan, landmark Timbu bisa diluncurkan bersamaan dengan diadakannya Festival Lakey, pada Juli mendatang,” harapnya.
Landmark hemat dia, suatu objek yang menonjol dan mudah dikenali yang digunakan sebagai penanda atau identifikasi suatu lokasi. Dalam konteks kota, landmark seringkali merujuk pada bangunan, monumen, atau tempat bersejarah yang ikonik dan mudah dikenali.